Kilas Balik 40 tahun yang lalu berdirinya PBBMI yang diprakarsai oleh seorang dokter dan biokimiawan hebat, Prof. Asri Rasad, MSc, PhD (Pariaman, 30 Oktober 1926 – Jakarta, 14 Juli 2010). Seorang ilmuwan yang berkontribusi besar dalam pengembangan ilmu biomedis di Indonesia.

           Asri Rasad lahir di Pariaman (Sumatera Barat) pada tanggal 30 oktober 1926, pada masa penjajahan Belanda. Pada masa itu, hanya keluarga tertentu yang diperbolehkan bersekolah di sekolah Belanda, keluarga Asri Rasad termasuk salah satu keluarga yang diperbolehkan bersekolah di sekolah Belanda. Asri Rasad memasuki HIS di Bukit Tinggi, MULO di Bogor, melanjutkan di Koto Chiu Sakko (Sekolah Menengah Teknik milik Jepang) di Jakarta. Setelah itu beliau mengikuti berbagai kegiatan militer untuk Indonesia Merdeka (BKR, TKR, TRI dan aliansi angkatan bersenjata di Jakarta. Hingga pada tahun 1948, beliau melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Tahun 1958, beliau menerima beasiswa dari pemerintah Amerika Serikat dan melanjutkan studinya di University of California Berkeley kemudian melanjutkan ilmu biokimia di University of Tennessee, Memphis.prof asri

             Pada tahun 1960, Asri Rasad menjadi Kepala Departemen Biokimia FKUI, setelah menunggu 8 tahun untuk melanjutkan pendidikan Doktor, pada tahun 1968-1971, beliau melanjutkan pendidikannya di bidang Biokimian di University of Tennessee, Amerika Serikat. Rasad kembali ke Indonesia dan menjadi Profesor pada tahun 1974 di bidang Biokimia FKUI.

       Berbagai aktivitas baik Nasional maupun Internasional telah diikuti dalam pengembangan penelitian dan pendidikan di bidang Biomedik dan kedokteran khususnya Biokimia. Sebagai seorang Biokimiawan, beliau terlibat dalam berbagai organisasi profesional, nasional dan internasional. Hingga tercetus ide mendirikan organisasi PERHIBI (Perhimpunan Biokimia Indonesia ) yang sekarang kita kenal dengan PBBMI (Perhimpunan Biokimia dan Biologi Molekuler Indonesia). Biokimia, sebagai ilmu yang mempelajari karakteristik kehidupan dari sudut pandang kimia, hampir dianggap oleh Mahasiswa kedokteran dan lainnya sebagai subyek yang hanya membebani mereka. Kecemasan serupa disampaikan oleh Rasad ketika pidato pengukuhannya sebagai Guru Besar Biokimia di FKUI tahun 1975.

    Beliau mengatakan bahwa “Itulah sebabnya pengetahuan kosakata mahasiswa tidak banyak yang tersisa setelah mereka melewati tingkat praklinis. Mahasiswa tidak atau kurang menggunakan ilmu biokimia dalam memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam penyakit klinis. Padahal,sehat atau sakit, tergantung pada apakah tubuh atau organ telah berfungsi normal atau tidak. Fungsi dan kerja organ benar-benar tergantung pada proses biokimia dalam sel atau organ itu sendiri”.

         Sungguh suatu perkataan yang sederhana namun sangat istimewa. Semoga pesan beliau menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa Biokimia merupakan ilmu dasar yang benar-benar harus dipahami.

Jayalah PBBMI….